Cinta Rasululllah shollallahu ‘alayhi wa sallam - Andalusia Islamic Center

Cinta Rasululllah shollallahu ‘alayhi wa sallam

Cinta Rasululllah shollallahu ‘alayhi wa sallam

Bismillah Alhamdulillah wa sholatu wa salamu ‘ala rasulillah shollallahu ‘alayhi wa sallam.

Hadis nabi yang shahih diriwayatkan sahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, menyebutkan tiga hal syarat untuk merasakan manisnya iman, Allah dan rasulNya lebih dicintai dari apapun, cinta kepada orang lain karena Allah, benci (tidak ingin) untuk kembali kafir setelah diselamatkan Allah sebagaimana benci jika masuk neraka(Muttafaqun ‘alayhi)

Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa hadis diatas adalah sebuah hadis yang agung, yang menggambarkan salah satu prinsip pokok dalam agama Islam tentang kelezatan dan nikmatnya hidup dalam ketaatan, sabar dan kepayahan (kesulitan) yang dihadapi dalam menggapai ridho Allah dan rasulNya, lebih mengutamakan dan memprioritaskan ridho keduanya dari kelezatan dunia, dengan cinta kepada Allah lewat ketaatan kepada perintahNya dan menghindari dari maksiat kepadaNya.

Kata cinta disebutkan lebih dari sekali,pertama untuk Allah dan rasulNya kedua kepada sesama manusia.

Cinta adalah sebuah perasaan dan anugerah yang diberikan Allah kepada ummat manusia, lawan dari cinta adalah benci. Setiap insan secara naluri dan alamiah memiliki perasaan ini, ada cinta yang sifatnya adalah alamiah dan natural seperti cinta dan sayangnya seorang ibunda terhadap anak dan keturunannya, disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan sahabat Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu nabi bersabda ketika melihat seorang ibu sedang menyusui bayinya nabi bertanya kepada para sahabatnya “ mungkinkah seorang ibu tersebut tega untuk melempar bayinya kedalam api ? Sahabat menjawab tidak ya rasul, nabi merespon dengan berkata Allah lebih sayang kepada hambaNya melebihi dari sayang seorang ibu kepada anaknya (HR Muttafaqun ‘alayhi ).

Terdapat kurang lebih 6 ayat dalam quran menyebutkan bahwa Dialah Allah Arhamu Al Rahimin paling penyayang dari segala yang penyayang, atau dengan kata lain yang paling cinta dari segala siapapun yang mencinta ( 7;151, 12;64 dan 92, 21;83 , 23;109 dan 118). Cinta lain yang alamiah adalah cinta seorang suami kepada pasangannya dan sebaliknya, ini adalah sebuah perasaan yang dihadirkan oleh Allah ketika Dia menyebutkan dalam ayat yang selalu dikutip dalam momen dan acara pernikahan “ dan diantara tanda kebesaran Allah ialah Dia menciptakan pasangan untuk mu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan sayang sungguh yang demikian itu benar benar terdapat tanda bagi kaum yang berpikir (30;21) . Cinta lain adalah cinta seorang anak kepada ayah dan ibunya sebuah cinta yang didasari atas bentuk penghormatan dan penghargaan, mirip dalam kelompok ini cinta hormat seorang murid kepada gurunya, jika ayah ibu berjasa dalam kehidupan di dunia dan pengasuhan yang diberikan, maka seorang guru ataupun syaikh berjasa dalam menerangi dan mengarahkan kepada kehidupan yang penuh dengan kebaikan dan manfaat. Orang bijak berkata “ seorang memiliki tiga bapak, bapakmu kandung, bapak istrimu (mertua) dan gurumu “. kepada ketiganya kita wajib cinta, hormat dan sayang.

Cinta kepada rasulullah nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam adalah sebuah keharusan dan kewajiban, karena cinta kepadanya adalah sebagai bukti keimanan dan keislaman seorang hamba kepada ajaran Allah, disebutkan dalam hadis “ tidaklah beriman (sempurna imanya ) hingga dia mencintai nabi lebih dari cintanya kepada keluarganya bahkan dari seluruh manusia (Muttafaqun ‘alayhi). Cinta kepada nabi wajib melebihi dari bentuk umumnya cinta kepada manusia, cinta kepada nabi adalah bentuk cinta yang sulit untuk di deskripsikan melalui kata kata, cinta kepada nabi adalah cinta yang biasa, sebuah cinta yang begitu dalam dirasakan oleh pengikutnya dari jaman dahulu sampai jaman now, sehingga tidak heran orang yang beriman saking cinta kepada nabi bersemangat untuk menyebut nabi, membelanya dan yang pasti menjalankan syariatnya, bahkan banyak yang siap berkorban jiwa dan harta dalam membuktikan cinta kepada nabi Muhammad shollallahu ‘alayhi wa sallam. Jika yang menjadi ukuran dalam cinta kepada seseorang adalah seberapa sering kuburnya di ziarahi, maka tidak ada yang mengalahkan nabi dalam bab ziarahi kuburnya, tidak di dunia ini seorangpun yang kuburnya di ziarahi sebagaimana umat islam menziarahi kuburnya beliau sang nabi dan mengucapkan salam kepadanya. Ulama rahimahumullah menyebutkan beberapa indikator yang menjadi bukti cinta kita kepada sang rasul antara lain : Iman bahwa beliau adalah nabi dan utusan Allah yang diutus kepada seluruh manusia, ingin dan rindu untuk berjumpa dengannya, patuh dan taat kepadanya dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi laranganya, membela, mengamalkan dan menyebarkan sunnah-sunnahnya, memperbanyak sholawat dan salam kepadanya, beradab dan berakhlak mengikuti adab dan akhlak nabi, membela para sahabat-sahabatnya dan yang terakhir rajin dan gemar untuk mengkaji dan belajar sirah ataupun perjalanan hidup sang nabi. Sejak dahulu zaman sahabat radhiallahu ‘anhum hingga saat ini tidak surut dan berkurang kecintaan ummat Islam kepada beliau. Hadis Ubay bin Kaa’b radhiallahu ‘anhu ketika dia menyatakan bahwa seluruh doaku hanya untukmu (banyak bershalawat kepada nabi) jawab nabi “ maka engkau akan diberikan solusi dari masalah yang dihadapi dan dosanya diampuni (HR Turmuzi ) .